Siapa tak kenal burung Garuda berkalung perisai yang merangkum lima
sila (Pancasila). Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa
pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang
terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan
Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal
12 Juli 1913.
Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus
ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda
yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda.
Palagan Ambarawa 12-15 Desember
Perjuangan heroik rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan
memperjuangkan Kemerdekaannya sungguh tidak bisa diabaikan begitu saja,
mereka bahu membahu dengan segala golongan, mulai dari petani, pedagang,
guru, hingga para pelajar bersama dengan tentara tanpa mengenal rasa
lelah, takut serta kelaparan berjuang menghadapi desingan peluru serta
berondongan persenjataan modern milik para penjajah.
Sungguh perjuangan yang sangat menguras tenaga dan airmata,
mengorbankan segalanya baik nyawa ataupun harta. Beribu bahkan berjuta
nyawa rakyat Indonesia melayang demi kemerdekaan bangsa ini, mereka rela
menyerahkan nyawanya menjadi martir demi anak cucunya nanti.
Menelusuri Jejak Imigran di Suriname
Wajah Sidin pada pas foto di surat kesehatannya terlihat gagah.
Pemuda asal Pekalongan itu menggunakan ikat kepala kain khas pemuda
daerah pesisir Jawa, tidak berbaju dan bercelana putih.
Dalam foto tahun 1908 yang dibuat pemerintah kolonial Belanda untuk
pelengkap surat kesehatan sebagai syarat mengiriman Sidin ke Suriname
itu dia berpose duduk santai dengan tangan di atas paha.
Bagi cucu Sidin, foto itu mempunyai arti penting dan bersejarah.
Maurit S Hassankhan/Sandew Hira memuat foto Sidin itu dalam buku
Historische Database Van Suriname, Gegevens Over de Javaanse Immigranten
(Data Sejarah Suriname, Data Imigrasi Orang Jawa) yaitu buku yang
berisi data para imigran Jawa ke Suriname.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar